RSS Feed

Pengolahan Limbah Cair

Posted by Unknown


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah memberikan kita kesempatan hidup sampai sekarang ini. Semoga kita selalu berada dibawah rahmat dan lindungan-nya, Amin. Juga tak lupa kita ucapkan salam dan Taslim kepada Junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan kita petunjuk dalam mengarungi kehidupan di dunia dengan baik.
Terima kasih banyak kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Kepada semua pihak(teman-teman dan dosen khususnya yang memberikan mata kuliah metode analisis pengolahan limbah) yang telah banyak membantu sehingga makalah berjudul “Metode Analisis Pengolahan Limbah Cair” ini dapat tersusun sesuai waktu yang disepakati, semoga kebaikan saudara (i) dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin.
Kami hanya berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Makalah ini hanya sebuah upaya kecil untuk menyelamatkan krisis lingkungan dalam kehidupan dibumi.
Akan tetapi, dalam penyusunan Makalah ini terdapat banyak kekeliruan ataupun kesalahan yang kami peroleh, karena bagaimanapun juga kami hanyalah manusia biasa, tak luput dari segala kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari berbagai pihak sangat kami butuhkan guna kebaikan bersama.
Terimakasih atas perhatian dan kerja samanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar ………………………………………………………….............. i
Daftar Isi ………………………………………………………….............. ii
BAB I
Latar belakang ………………………………………………………….............. 1
Rumusan Masalah ………………………………………………………….............. 2
Tujuan ………………………………………………………….............. 2
BAB II
Tinjauan Pustaka ………………………………………………………….............. 3
Pembahasan ………………………………………………………….............. 4
BAB III
Kesimpulan ………………………………………………………….............. 18
Saran ………………………………………………………….............. 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….............. 19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan luas lautan. Dimana air juga menjadi kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Hampir semua poses kehidupan yang terjadi di bumi, membutuhkan air. Tidaklah berlebihan jika kemudian kita mengatakan bahwa, tidak ada kehidupan jika tak ada air.
Begitu pentinganya air, sehingga perhatian khusus untuk zat satu ini perlu ditingkatkan. Di perkotaan misalnya, air digunakan untuk mandi, mencuci, transportasi, dan minum tentunya. Dipedesaan air bertambah fungsi sebagai sumber mata pencaharian seperti nelayan dan pengairan pertanian. Dunia industri juga banyak memanfaatkan air dalam prosesnya, seperti air ketel uap penggerak turbin, pembangkit listrik dll.
Akan tetapi, kegiatan manusia tersebut telah membuat berkurangnya kualitas air, bahkan membuat kulitas air hingga ketititk pencemaran air, sehingga air tak dapat lagi digunakan karena berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dimulai dari pengambilan debit air dalam jumlah yang besar yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air, sampai pada pengolahan air dalam industri dan perumahan yang menghasilkan berbagai macam limbah.
Apabila pengelolah kegiatan industri memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air limbah hasil industri dan masyarakat umum juga tidak lagi membuang limbahnya secara langsung ke lingkungan, maka masalah pencemaran air tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kenyatannya masih banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja dan masyarakat umum yang membuang limbahnya langsung ke lingkungan melalui sungai, danau, atau langsung ke laut. Pembuangan secara langsung inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air.
Disisi lain, kegunaan dari pengolahan limbah cair belum secara menyeluruh dipahami oleh semua pihak yaitu pemerintah dan masyarakatnya. Ini bisa dilihat dari beberapa aturan pemerintah yang terkesan tidak dilaksanakan dengan baik sehingga menimbulkan berbagai masalah negatif bagi lingkungan dikemudian hari.
Oleh karena itu, kami menyusun makalah berjudul “Metode Analisi Pengolahan Limbah Cair di Lingkungan”, sebagai bahan referensi dan sosialisasi kepada semua pihak yang merasa perlu melakukan pengolahan limbah cair guna memperkecil angka pencemaran lingkungan dan mewujudkan lingkungan yang sehat serta menjadi pendorong bagi pemerintah dan masyarakat untuk berperan mewujudkan Negara yang ramah lingkungan.
Rumusan masalah
· Minimnya Informasi bagi masyarakat dan pelaku kegiatan industri tentang metode atau cara pengolahan limbah cair.
· Kurangnya sosialisasi tentang bahaya limbah cair bagi masayarakat serta dampak positif dari kegiatan pengolahan limbah cair itu sendiri.
Tujuan
Dengan penyusunan makalah berjudul ‘Metode Pengolahan Limbah Cair’ ini, diharapkan masyarakat umum dan pelaku kegiatan industri dapat melaksanakan swakelola limbah cair yang berada dilingkungannya, sehingga pencemaran air dapat diminimalisasikan dan terwujud lingkungan masyarakat yang sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan Lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup (UU Nomor 23 th. 1997, Pasal 1 : 2).
Pengrusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan(UU No.23/1999/Pasal 1 : 14). Sedangkan, Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, kedalam proses pembanguna untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan(UU No.23/1999/Pasal 1 : 3).
Sementara itu, Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yangmengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan ataumerusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85Tahun 1999). Sedangkan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan ataujumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusaklingkungan hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidupmanusia serta makhluk hidup lainnya (PP No. 74 Tahun 2001)Limbah B3 maupun bahan berbahaya dan beracun tidak saja dihasilkan/digunakan oleh kegiatan industri tetapi juga dari berbagai aktifitas manusia lainnya misalnya dari kegiatan pertanian, rumahtangga dan rumah sakit. Untuk itulah perlu dikelola secara benar sehingga tidak mencemari dan mengganggu kesehatan manusia.
Dalam proses produksi industri dan rumah tanggah menggunakan berbagai macam senyawa kimia yang bersifat berbahaya dan beracun. Bahan berbahaya dan beracun ini dalam siklus pengadaan sampai dengan penimbunannya yaitu dihasilkan, dikemas, digudang, diangkut, diproses dan diolah serta ditimbun membawa risiko terpapar ke lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran serta mengganggu kesehatan manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
Metode Analisis Pengolahan Limbah Cair
Sebelum mempelajari metode pengolahan limbah cair, terlebih dahulu kira perlu mengetahui pengertian pencemaran air. Standar untuk menyatakan bahwa air tercemar atau tidak, sangatlah relatif. Namun, bukan berarti kita tidak dapat mengetahui keadaan air dikatakan tercemar atau tidak. Dengan mengamati indikator pencemaran air, kita bisa menyatakan tercemar atau tidaknya keadaan air tersebut.
Beberapa Indikator (tanda) pencemaran air dapat kita amati melalui :
· Adanya Perubahan Suhu air
4Sumber air (missal, sungai) yang suhunya naik akan dapat mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karna kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal disatu sisi kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air. Makin tingggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut didalamnya.
· Perubahan pH atau konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan organisme mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air yang mempunyai pH diatas normal akan bersifat bersifat basa sedang air yang mempunyai pH dibawah normal akan bersifat asam.
· Perubahan Warna, Bau dan rasa Air
Pada keadaan normal, pada dasarnya air tidak berwarna, baud an rasa (kecuali air laut).
Timbulnya warna, bau dan rasa pada air secara mutlak dapat dipakai sebgai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran.
· Timbulnya Endapan, koloidal dan bahan Terlarut
Endapan dan kolodial biasanya berasal dari pembuangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan tersebut yang tidak dapat larut dengan sempurna akan terendap didasar sumber air sedangkan bahan buangan yang terlarut sebagian akan menjadi koloidal. Kalau bahan buangan industri berupa bahan yang dapat larut, air akan mendapat mendapat tambahan-tambahan ion logam yang berasal dari bahan anorganik tersebut. Banyak bahan anorganik yang memberikan ion-ion logam berat yang pada umumnya bersifat racun, seperti Cd, Cr, Pb dll.
· Mikrorganisme
Mikroorganisme sangatlah berperan penting dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan industri ke lingkungan air. Jika bahan yang akan didegradasi cukup banyak maka akan lebih banyak lagi mikroorganisme yang berkembang biak. Pada perkembangbiakkan ini tidak menutup kemungkinan juga berkembangnya mikroba patogen. Mikroba patogen adalah penyebab munculnya berbagai penyakit.
Setelah mengetahui beberapa indikator pencemaran air, kita perlu juga mengetahui komponen apa saja yang menyebabkan indikator tersebut terjadi atau bahan apa saja yang tergolong dalam pencemar air.
Beberapa komponen Pencemar air diantaranya :
· Bahan buangan Padat
Bahan yang dimaksud disini adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik kasar (butiran kasar) atau (halus) butiran kacil. Jika bahan ini dibuang diperairan, maka yang akan terjadi adalah pelarutan bahan buangan padat oleh air atau pengendapan bahan buangan didasar air atau membentuk koloid yeng melayang didalam air.
· Bahan buangan organik
Bahan ini biasanya telah berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Bahan ini membuat perairan menjadi sangat kaya akan mikroorganisme yang tidak menutup kemungkinan juga berkembangnya mikroba patogen, penyebab munculnya berbagai penyakit.
· Bahan buangan anorganik
Bahan ini pada umumnya tidak dapat membusuk atau didegradasi oleh mikroorganisme. Seperti Timbal (Pb), air raksa (Hg), Arsen (As). Ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan manusia.
· Bahan buangan olahan makanan
Bisanya bahan-bahan ini tak jauh brbeda dengan bahan organik, hanya saja sengaja dipisahkan karena bahan buangan olahan makanan sering kali menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Dan seperti pada buangan organik lainnya, bahan ini mengundang perkembangbiakkan mikroorganisme.
· Bahan buangan cairan berminyak
Minyak tidak dapat larut dalam air, melainkan mengapung diatasnya. Bahan buangan ini menyababkan tertutupnya permukaan air. Tertutupnya permukaan air akan sangat mengganggu aktivitas kehidupan organisme didalamnya, diantaranya, Lapisan minyak diperukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara kedalam air dan menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam air sehingga menghambat proses fotosintesis tumbuhan air. Permukaan air yag mengandung minyak juga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena dalam cairan minyak terdapat zat-zat beracun seperti senyawa benzen, senyawa toluen, dll.
· Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan ini cukup banyak untuk disebutkan, namun yang akan kami sebutkan disini adalah kelompok bahan pencemar berupa ; sabun (deterjen, shampoo dsj), bahan pemberantas hama (insektisida), zat pewarna kimia, dll.
· Bahan buangan berupa panas.
Bahan ini biasanya adalah hasil pembuangan dari industri berupa air panas yang tadinya digunakan untuk mendinginkan mesin pabrik.
Setelah mengetahui komponen pencemar air, selanjutnya kita perlu mengetahui sumber atau tempat yang biasa mengahasilkan komponen limbah diatas. Diantaranya adalah sebagai berikut :
· Air Limbah rumahtangga
Sumber utama air limbah rumahtangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan, pusat perdagangan, daerah perkantoran atau lembaga serta pusat-pusat rekreasi.
· Air Limbah Industri
Limbah yang berasal dari industri sangatlah bervariasi. Biasanya berdasar pada jenis produk yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut. Sedang, jumlah limbahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, dan derajat penggunaan air.
· Air Limbah Rembesan dan Tambahan
Limbah yang satu ini dipengaruhi oleh keadaan alam. Sebuah kasus misalnya, jika terjadi hujan, maka air hujan akan mengalir masuk dalam saluran limbah. Jika saluran limbah ini tidak bisa menampung maka akan terjadi rembesan air yang merupakan campuran antar air hujan dan air limbah.
Komposisi Air Limbah
Sesuai sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Namun, secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam air limbah dapat digambarkan pada skema dibawah ini :
Air Limbah
Air
(99,9%)
Bahan Padat
(0,1 %)
Organik
Protein (65%)
Karbohidrat (25%)
Lemak (10%)
Anorganik
Butiran
Garam
Metal
Gambar 1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung dalam air limbah
Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur, serta membunuh organisme patogen. Selain itu, diperlukan juga pengolahan tambahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itulah diperlukan beberapa fase kegiatan dalam melakukan pengolahan limbah cair.
Adapun secara garis besar kegiatan pengolah limbah cair dikelompokkan menjadi 4 bagian :
1. Pengolahan Pendahuluan (Pre Treatment)
Sebelum melulai kegiatan pengolahan, baiknya kita melakukan pembersihan pada peralatan pengolahan. Hal ini berfungsi untuk memperlancar proses pengolahan selanjutnya. Kegiatan ini berupa pengambilah benda-benda terapung dan pengambilan benda yang mengendap didasar penampungan berupa pasir sebelum memulai pengolahan.
Tahap Pendahuluan dari pengolahan limbah cair adalah menghilangkan zat padat yang kasar. Cara ini biasanya menggunakan Rak/Para-para. Rak/Para-para ini diletakan pada aliran sebelum bangunan pengolahanair limbah. Rak/Para-para ini berfungsi sebagai pagar atau penghalang benda yang padat. Terdapat dua jenis Rak/Para-para :
o Jenis Rak/Para-para batangan.
Rak/Para-para batangan ini terdiri dari batangan besi yang diletakkan memenuhi ruang aliran air. Biasa menggunakan batangan dengan ukuran lebar 10 mm dan tebal 50 mm dengan panjang sesuai dengan jangkauan manusia, hal ini dikarenakan Rak/Para-para batangan dibersihkan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Kelemahannya adalah diperlukan tenaga manusia untuk mengawasi apakah Rak/Para-para batangan ini telah dipenuhi kotoran sehingga perlu dibersihkan menggunakan tangan.
Gambar 2. Rak/para-para Batangan
o Jenis Rak/Para-para mekanis
Rak/Para-para mekanis ini perbedaanya hanya terletak pada cara membersihkan atau pengambilan kotoran yang telah penuh dengan menggunakan mesin. Untuk Rak/Para-para mekanis kedalaman dan jarak antar jeruji serta pengawasannya disesuaikan dengan keadaan saluran. Cara kerjanya sederhana, yaitu dengan menggunakan mesin penggerak berputar yang ditambahkan alat penggaruk sehingga sampah yang tertampung di Rak/Para-para terangkut dengan mudah.
Gambar 3. Rak/para-para Mekanis
Comunitor (Alat pencacah)
Alat yang satu ini punya fungsi berbeda dengan kedua Rak/para-para diatas. Sesuai namanya alat ini berfungsi untuk memotong zat padat yang terdapat dalam limbah cair tanpa mengambilnya dari dalam air.
Gambar 4. Alat Pencacah (comunitor)
Bak Pengambilan Benda Mengendap (lumpur/pasir)
Bak penangkap pasir direncanakan untuk menghilangkan kerikil halus berupa pasir, koral atau zat padat yang mengalami penurunan kecepatan atau mempunyai gaya berat lebih besar dari zat organik lain. Bak pengendap pasir ini disediakan untuk mencegah kerusakan alat akibat pengikisan dan tergganggunya saluran, untuk mengurangi terjadinya endapan pada pipa penyalur dan sambungan serta mengurangi endapan pada pipa penyalur dan sambungan sehingga mengurangi frekuensi pembersihan pada tangki pencerna sebagai akibat terjadinya penumpukan pasir.
Untuk mengangkut pasir/lumpur yang telah mengendap dalam bak ini, dipergunakan alat penangkap pasir/lumpur Sand trap .
Gambar 5. Alat Penangkap pasir (Sand trap)
Penggunaan Comunitor sangat membantu alat ini, karena mempermudah kinerjanya dalam mengurangi bentuk benda yang akan ditangkap.
2. Pengolahan Awal (Primary Treatment)
Semua bahan buangan atau limbah ditampung dalam satu tempat. Pada proses ini dilakukan pemisahan antara bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik. Limbah yang telah ditampung, dibiarkan beberapa waktu, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat padat tercampur melalui pengendapan dan pengapungan. Pengendapan adalah kegitan utama dalam tahap ini dan untuk memperoleh hasil maksimal diperlukan kondisi yang tenang.
Air yang telah jernih dikumpulkan secara serempak melalui saluran yang ada diatas. Sedang endapan dikumpulkan pada daerah pengendapan didasar tangki pengendapan.
Gambar 6. Proses pemisahan endapan (Sedimentation)
3. Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)
Limbah buangan dari proses pertama yang belum bersih dan belum bisa dibuang kelingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan selanjutnya. Pengolahan ini berupa penambahan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan (terutama bahan buangan organik). Pada proses ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, jumlah air limbah, tingkat kekotoran, jenis kekotoran dan sebagainya. Dalam tahp kedua ini dikenal beberapa tahapan, diantaranya Reaktor Lumpur aktif dan Saringan penjernihan.
Penggunaan Lumpur Aktif (activated sludge)
Air limbah ditambahkan kedalam tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik berjalan lebih cepat. Lumpur aktif dikenal dengan MLSS (Mixer LiquorSuspended Solid). Lumpur ini biasanya diperoleh dari bak pengendapan kedua atau bak pengendapan terakhir (final sedimentation tank). Dimana pemakaian lumpur ini dilakukan sebelum memasuki bak aerasi.
Gambar 7. Lumpur Aktif (Activated Sludge)
Proses penambahan Oksigen (Aerasi)
Pengambilan zat pencemar yang terkandung dalam air limbah merupakan tujan dari pengolahan air limbah. Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat tersebut. Proses memasukan udara ke dalam limbah cair dengan cara memasukan udara atau oksigen murni dalam air limbah melalui penghasil udara atau Percolating air. Sebaiknya letak Percolating air ini berada didasar bak. Dan udara yang dimasukan kedalam adalah berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air limbah oleh mesin pompa tekan udara (compressed air).
Gambar 8. Proses Penambahan Oksigen (Aerasi)
Pertumbuhan Bakteri
Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalam limbah cair. Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri yang cukup banyak untuk menguraikan bahan-bahan tersebut. Bakteri itu sendiri akan berkembangbiak jika tersedia cukup banyak makanan didalamnya, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. Pada mulanya bakteri berbiak secara konstan dengan lambat karena adanya suasana baru dalam limbah cair (beradaptasi), ini dikenal dengan istilah fase perlambatan (Lag phase). Setelah beberapa jam berjalan, kondisi ini berubah yaitu bakteri mulai tumbuh berlipat ganda dengan cepat dan dikenal dengan istilah fase percepatan (acceleration phase). Setelah tahap ini berakhir, maka terdapat bakteri yang tetap dan bakteri yang terus meningkat jumlahnya. Pertumbuhan yang dengan cepat setelah fase kedua ini disebut fase lebih cepat (log phase). Selama log phase ini, diperlukan banyak persediaan makanan, sehingga suatu saat akan terdapat pertemuan antar pertumbuhan bakteri yang meningkat dengan penurunan jumlah makanan yang terkandung didalamnya. Jika hal ini terus berlangsung maka akan terjadi keadaan dimana jumlah bakteri dan makanan tidak seimbang. Keadaan tersebut kami sebut sebagai fase penurunan pertumbuhan (declining growth phase). Pada akhirnya, makanan akan habis dan kematian bakteri akan terus meningkat sehingga tercapai suatu keadaan dimana jumlah bakteri yang mati dan tumbuh mulai berimbang, dan ini disebut fase diam (stationary phase ). Setelah jumlah makanan habis, maka jumlah kematian bakteri akan lebih besar dari jumlah pertumbuhanya, maka keadaan ini disebut fase terakhir endogeneus phase dan pada saat ini, bakteri menggunakan energy simpanan berupa ATP untuk bernafas, sampai energy itu habis dan kemudian bakteri itu mati.
penyebaran
pertumbuhan
mikroorganisme
Jumlah
1 2 3 4 5 6
makanan
Waktu
Gambar 9.kurva petumbuhan bakteri pada bak reactor (Aerasi)
Keterangan :
1 = Lag phase 4 = Declining growth phase
2 = Acceleration phase 5 = Stationary phase
3 = Log phase 6 = Endogeneus phase
Secondary Sediment (Claryfier)
Jika dalam proses kedua ini masih diperlukan pemisahan antara cairan dan padatan yang larut atau melayang (sebagai kolodial) didalamnya, maka perlu dilakukan Claryfier (penjernihan) dengan cara melakukan pengendapan kedua. Penambahan zat kimia berupa tawas, sering dilakukan dalam tahap ini untuk membantu mempercepat proses penegndapan.
Gambar 10. Second Sedimentation and Chemistry
4. Pengolahan Akhir (Advanced Treatment)
Pada pengolahan kedua tadi diharapkan merupakan tahapan terakhir, limbah sudah menjadi ‘bersih’sehingga dapa dibuang ke lingkungan. Namun, jika masih menemukan zat-zat kimia yang terlarut maka disini perlu dilakukan pengolahan akhir.
Penyaringan
Penyaringan yang dimaksud disini adalah Pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari limbah dengan melewatkan pada media penyerap. Microstaining misalnya, terdiri atas bahsan drum yang diputar, sedang drum tersebut dibungkus ayakan bahan stainless steel. Pada penggunaanya drum berputar dengan 2/3 bagianya terendam dalam air. Dengan demikian, air yang jernih akan dapat mesuk kedalam drum, sedang lumpurnya tertahan pada ayakan pembungkusnya dan melekat sehingga ikut tersangkat ke atas pada waktu berputar. Pada saat dengan air sehigga terbawa keluar.
Penyerapan (adsorbtion)
Secara umum diartikan sebagai proses pengumpulan benda-benda yang terdapat dalam larutan. Bahan yang akan diserap disebut adsorbate atau solute sedang bahan penyerap disebut adsorbent. Pada penjernihan limbah digunakan untuk mengurangi pengotoran bahan organik, partikel, terutama benda-benda yang tidak dapat diuraikan (nonbiodegradable) ataupun gabungan antara warna, bau dan rasa. Beberapa bahan dapat digunakan sebagai adsorbent, diantaranya karbon aktif yang bisa dibuat dari arang batok kelapa.
Pertukaran Ion
Ion Fe dan Mn selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, seperti pada air tanah dan danau. Keberadaan ferric dan Manganic dapat dihilangkan dari air dengan cara melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 dan ­MnO2 yang tidak larut dalam air dan kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan.
Pembunuhan Bakteri (Desinfektion)
Pembunuhan ini ditujukan untuk mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam air. Mekanisme pembunuhannya sangat dipengaruhi oleh kondisi zat pembunuhnya dan kondisi mikroorganisme itu sendiri. Banyak zat kimia yang dapat melakukannya termasuk Klorin dan komponennya. Banyak cara juga untuk membunuh bakteri, diantaranya dengan merusak langsung dinding sel menggunakan radiasi ataupun panas. Namun, menggunakan radiasi atau panas meskipun sangat baik hasil yang dicapai tapi juga kurang pas untuk diterapkan. Oleh kerna itu, penggunaan bahan kimialah seperti Klorin adalah solusi yang tepat, hanya saja perlu diperhatikan beberapa hal mendasar tentang penggunaanya.
5. Pengolahan Selanjutnya (Ultimate Treatment)
Dari setiap tahap pengolahn air limbah, maka hasilnya adalah lumpur (Sludge) yang perlu diadakan pengolah secara khusus agar lumpur tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan kehidupan.
Beberapa proses pengolahan lumpur yaitu ;
1. Proses Pemekatan
2. Proses Penstabilan
3. Proses Pengaturan
4. Proses Pengurangan kandungan air
5. Proses Pengeringan
6. Proses Pembuangan.
Kualitas Air
Untuk mengtahui kualitas air, kita dapat melakukannya dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air. Dan hal ini dapat kita tempuh dengan uji :
BOD dan COD
* Chemical Oxygen Demand
Dalam bahasa indonesianya berarti kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Misalkan kita akan mencoba melakukan oksidasi dengan memakai Kalium bichromat atau K2Cr2O7 sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) sehingga bahan buangan organik akan menjadi gas CO2 dan H2O.
Oksidasi terhadap bahan buangan tersebut akan mengikuti reaksi berikut ini :
CaHbOC + Cr2O72- + H+ à CO2 + H2O + Cr3+
Jumlah Oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan bahan buangan organik sama dengan jumlah Kalium Bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi tersebut. Dengan begitu kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan air tersebut.
* Biology Oxygen Demand
Biology oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan buangan organik.
Berikut Skemanya
Pengolahan
pendahuluan
Pengolahan
Pertama
Fisika
Pengolahan
Kedua
Biologi kimia
Pengolahan
Terakhir
Fisika Kimia Biologi
Penaburan Klorin
Kimia
Pembuangan
Lanjutan
Limbah Cair à
Air Penampung
Pencacahan dan penyaringan
Pengendapan
Pengapungan
Lumpur Aktif
penyaringan
Klorinisasi
Aerasi
Adsorbtion
pembakaran
Lumpur
Sedimentasi 2 dan Claryfier
Pertukaran
ion
Penimbunan tanah
kelaut
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Membutuhkan peran semua pihak untuk mewujudkan pengelolaan yang lebih baik dalam setiap masalah lingkungan. Pelaku industri dan masyarakat umum butuh informasi yang lengkap dan akurat tentang pengolahan limbah cair. Makalah ini kemudian kedepannya dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan guna menyiasati masalah pengolahan limbah cair.
Saran
Perlu ditingkatkan lagi sosialisali pengolahan limbah cair ke semuan lapisan masyarakat, baik berupa modul maupun berupa pelatihan langsung.