Wetland/ Lahan Basah
Posted by
#
Lahan
Basah
Lahan
Basah adalah kawasan yang terletak di zona peralihan antara daratan yang
kering secara permanen dan
perairan yang berair secara permanen (Maltby,1991
Dalam
Khiatudin.2003). Menurut EPA lahan basah adalah suatu area
dimana air selalu menutupi
tanah, baik dimasa saat
ini maupun di sebagian besar waktu dalam setahun, termasuk pada
musim pertumbuhan (EPA,2006). Jenis-jenis lahan basah (wetland) tergantung dari
perbedaan regional dan
lokal pada tanah, topografi, iklim, hidrologi, kualitas air, vegetasi
dan berbagai faktor lain
termasuk juga aktifitas manusia. Dua jenis umum lahan basah yang
dikenal yaitu tidal wetland dan non-tidal
wetland.
1. Tidal wetland : adalah lahan basah yang berhubungan dengan
estuari, dimana air laut
bercampur dengan air tawar
dan membentuk lingkungan dengan bermacam-macam kadar
salinitas. Fluktuasi
pemasukan air laut yang tergantung pada pasang surut seringkali
menciptakan lingkungan
yang sulit bagi vegetasi, salah satu yang dapat beradaptasi disini
adalah tumbuuhan mangrove dan beberapa tanaman
yang tahan terhadap salinitas.
2. Non-tidal wetland : adalah lahan basah yang biasanya berada di
sepanjang aliran sungai, di bagian yang dangakal dikelilingi oleh tanah kering.
Keberadaannya tergantung musim, dimana mereka akan mengering pada satu atau
beberapa musim di setiap tahunnya. Tipe ini bisa di ditemui di Amerika atau
Alaska. (EPA,2006)
#
Lahan
Basah Buatan
Lahan
basah buatan adalah suatu sistem perawatan yang mempergunakan proses
alamiah yang melibatkan
vegetasi lahan basah, tanah dan mikrobakteri yang berasosiasi di
dalamnya dengan tujuan
memperbaiki kualitas air (EPA,2004).
Lahan Basah buatan
memiliki banyak fungsi
diantranya untuk filtrasi air. Ketika aliran air melewati lahan basah,
mereka akan berjalan
perlahan dan sebagian besar bahan pencemar akan terjerab oleh
vegetasi untuk kemudian
terangkat atau berubah bentuk menjadi lebih tidak berbahaya.
Tumbuhan yang hidup dalam
lahan basah membutuhkan unsur hara yang terkandung
dalam air. Jika yang
tertahan adalah air yang mengandung bahan pencemar berbahaya
bagi lingkungan namun
bermanfaat bagi tumbuhan, maka bahan itu akan diserapnya
(Wong, 1997).
Lahan
basah memindahkan polutan dari perairan melibatkan proses yang komplek
antara aspek biologi,
fisika dan kimia. Pengambilan nutrient oleh tumbuhan tingkat tinggi
dan penyimpanan logam
berat di dalam akar adalah komponen biologi yang paling nyata
pada ekosistem lahan basah
(Orson 1992; Rai 1995 dalam Wong 1997).
Dalam
pengambilan polutan oleh
tumbuhan, transformasi bakteri dan proses fisika-kimia termasuk
adsorpsi, presipitasi dan
sedimentasi dalam tanah dan rhizospere di zona akar adalah
mekanisme utama untuk
pengangkatan bahan pencemar (Wong,1997)
Ditinjau
secara fisik, kimiawi dan biologis, peran rawa dalam proses penghilangan
bahan pencemar dari air
limbah terjadi menurut salah satu proses berikut (Wildeman dan
Laudon
1989 dalam Khiatudin,.2003)
1. Penyariingan
bahan tersuspensi dan koloida yang terdapat dalam air.
2. Asimilasi
bahan pencemar ke dalam jaringan akar dan daun tumbuhan hidup.
3. Pengikatan
atau pertukaran bahan pencemar dengan tanah rawa, bahan tanaman hidup, bahan
tanaman mati dan bahan alga hidup.
4. Presipitasi
dan netralisasi melalui pembentukan NH3 dan HCO3 dari penguraian bahan biologis
karena kegiatan bakteri.
5. Presipitasi
logam di lapisan oksidasi dan reduksi yang dikatalisir oleh aktivitas bakteri.
#
Jenis
Lahan Basah Buatan
Menurut
jenis aliran air, lahan basah buatan secara umum digolongkan dalam dua
bentuk yaitu aliran
horisontal dan aliran vertikal. Dalam sistem aliran horisontal, air
memasuki lahan dari satu
titik, mengalir dalam lahan buatan, kemudian keluar dari titik di
ujung lahan basah.
Sedangkan pada aliran vertikal, air merembes atau mengalir secara
vertikal baik dari atas ke
arah bawah atau dari bawah ke arah atas sistem untuk keluar dari
sistem.
Lahan basah buatan aliran
horisontal digolongkan menjadi :
1. Lahan
basah buatan yang airnya mengalir di atas permukaan tanah
2. Lahan
basah buatan yang airnya mengalir lewat substrat tempat tanaman air.
3. Kombinasi
bentuk 1 dan 2
4. Lahan
basah buatan hidroponik aliran tipis tanpa substrat
Gambar 1.1. Jenis-Jenis Rawa Buatan Aliran Horisonta
(Sumber : Maulida Khiatudin,2003)
Lahan basah buatan aliran
vertikal digolongkan menjadi
1. Aliran
vertikal menurun. Air masuk dari permukaan, merembes ke substrat hingga
mencapai dasar rawa untuk keluar dari sistem.
2 Aliran
vertikal menanjak. Air disalurkan melaui pipa kamudian keluar melalui saluran
yang terletak di permukaan substrat. (Khiatudin,2003)
#
Kinerja
Lahan Basah Buatan Dalam Menghilangkan Bahan Pencemar
Kinerja
lahan basah buatan dalam penghilangan zat pencemar tergantung dari jenis
bahan pencemar, sistem
pengaliran air di atas atau di bawah permukaan tanah, jenis
substrat tempat tanaman
tumbuh, jenis tanaman, dan lain-lain. Kemampuan rawa buatan
biasanya dihitung dalam
suatu persentase kehilangan bahan pencemar dalam air limbah
yang masuk dan keluar.
Walaupun rawa buatan tidak dapat menghilangkan bahan
pencemar secara total,
namun minimal dapat mengurangi konsentrasi bahan pencemar
yang ada dalam air.
Dalam
ekosistem lahan basah, masing-masing organisme mempunyai kedudukan
khusus untuk menjaga
kelancaran perpindahan biomassa keluar dari ekosistem rawa.
Interaksi antar semua
komponen ekosistem tersebbut memungkinkan terjadinya proses
daur ulang baha pencemar
secara alami. Penghilangan bahan pencemar dengan
mekanisme fisika akan
terjadi melalui sedimentasi, penyaringan dan adsorbsi. Secara
kimiawi akan terjadi
melalui presipitasi, adsorbsi dan penguraian bentuk senyawa yang
kurang stabil. Secara
biologi polutan akan tereduksi dikarenakan metabolisme mikroba,
metabolisme tanaman,
adsorbsi oleh tanaman dan kematian alami oleh bakteri dan virus
(Stowe et al 1980 dalam Khiatudin, 2003)
Tabel 1.1
Kinerja Lahan Basah Buatan
Dalam Pembersihan Logam
Jenis Logam
|
Tingkat Penghilangan (%)
|
Pb
(timah hitam)1
|
27 –
83
|
Zn
(seng)1
|
(-22)
– 51
|
Cu
(tembaga)1
|
(5 –
32)1 dan (0- 96)2\
|
Ni
(nikel)1
|
(-30)
– 34
|
Cr (
kromium)1
|
20 -
53
|
Al
(aluminium)2
|
0 –
53
|
Cd (
kadmium)3
|
0 –
99,7
|
Hg
(air raksa)3
|
17
|
Ag
(perak)3
|
(-49)
- 76
|
Sumber : (1) Meiorin, (2) Wileman & Laudon, (3) Kadlec &
Knight Dalam Khiatudin(2003)
#
Lahan
Basah Buatan Di Sekitar Areal Perikanan Darat
Bahan
pencemar yang timbul di kolam atau tambak adalah sisa-sisa makanan,
kotoran ikan, larutan
pupuk dan bibit penyakit. Air yang berasal dari kolam ikan sering
mengandung unsur hara
dalam kadar tinggi sehingga dapat menghasilkan eutrofikasi di
perairan. Rawa buatan yang
diciptakan di kolam/tambak berada di areal yang dekat dengan
saluran air.Air limbah
dapat dibersihkan secara ekologis bila dialirkan ke rawa buatan
sebelum dibuang. Untuk
pencapaian maksimal pinggiran saluran umum yang digunakan
sebagai sarana pembagi air
bagi areal pertambakan juga perlu dihijaukan dengan tanaman
akuatik dan semi-akuatik.
Diantara tanaman akuatik yang cocok ditanam di areal perikanan
air tawar adalah sagu.
Sedangkan tanaman bakau dan nipah untuk perikanan air payau.
Gambar 1.2. Lahan Basah Buatan Di Tambak Ikan
(Sumber : Maulida Khiatudin,2003)
#
Tanaman
Lahan Basah Buatan
Tanaman
adalah komponen terpenting yang berfungsi sebagai pendaur ulang bahan
pencemar dalam air limbah
untuk menjadi biomassa yang bersifat ekonomis dan menyuplai
oksigen ke dasar air atau
ke dalam substrat yang berkondisi anaerobik. Selain itu biomassa
fauna yang terbentuk
sebagai hasil transformasi biomassa tumbuhan dapat dimanfaatakan
untuk membantu mempercepat
aliran bahan pencemar keluar dari air limbah dan
menambah hasil ekonomi
lahan basah buatan (Khiatuddin,2003)
Tanaman
yang paling sering digunakan dalam lahan basah buatan di Eropa dan
Amerika adalah rerumputan
air jenis Phragmites
australis. Di daerah tropis biasa digunakan
tanaman Eichornia crassipes (eceng
gondok) (EPA,2006) Di Indonesia, tanaman akuatik
dari berbagai jenis tumbuh
dengan baik di lingkungan rawa. Tanaman besar yang mampu
beradaptasi di kawasan
rawa seperti sagu, nipah dan bakau terdapat dimana-mana.
Tumbuhan
yang hidup di daerah tercemar memiliki mekanisme penyesuaian yang membuat polutan
menjadi nonaktif dan disimpan di dalam jaringan tua sehingga tidak membahayakan
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan (Khiatuddin,2003)
1 komentar:
Thanks
http://SewaBungaArtificial.blogspot.com/
Posting Komentar